Jumat, 19 Februari 2010

Penalaran

Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (observasi empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Dari pengamatan, percobaan dan penelitian yang ada maka selanjutnya akan muncul proposisi yaitu semacam ide, gagasan atau usulan, dan dari proposisi (ide, gagasan atau usulan) yang menurut mereka benar itulah orang akan bisa membuat suatu pandangan, kesimpulan, pendapat, asumsi dan analisis mereka sendiri. Nah proses itulah yang disebut menalar.

Pada penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulannya adalah premis atau asumsi dan hasilnya didapat konklusi atau simpulan sementara. Hubungan antara premis dan konklusi disebut dengan konsekuensi (akibat atau hasil).
Pada penalaran ada 2 metode yang digunakan yaitu deduktif dan induktif

Keterangan metode induktif adalah sebagai berikut :
• Metode induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dimulai dari hal-hal khusus ke umum.
• Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti.
• Generalisasi adalah bentuk dari metode induktif.

Keterangan metode deduktif adalah sebagai berikut :
Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu kemudian dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.
Kemudian bisa dikembangkan sesuai pemikiran anda.

Konsep dan simbol dalam penalaran yaitu :
Penalaran juga merupakan aktifitas pikiran yang abstrak, untuk mewujudkannya diperlukan simbol. Simbol atau lambang yang digunakan dalam penalaran berbentuk bahasa, sehingga wujud penalaran akan akan berupa argumen.

Jadi pernyataan atau konsep adalah abstrak dengan simbol berupa kata, sedangkan untuk proposisi simbol yang digunakan adalah kalimat (kalimat berita) dan penalaran menggunakan simbol berupa argumen. Argumenlah yang dapat menentukan kebenaran konklusi dari premis.

Dari keterangan tersebut jelas bahwa tiga bentuk pemikiran manusia adalah aktivitas berpikir yang saling berkait. Tidak ada ada proposisi tanpa pengertian dan tidak akan ada penalaran tanpa proposisi. Bersama – sama dengan terbentuknya pengertian perluasannya akan terbentuk pula proposisi dan dari proposisi akan digunakan sebagai premis bagi penalaran. Atau dapat juga dikatakan untuk menalar dibutuhkan proposisi sedangkan proposisi merupakan hasil dari rangkaian pengertian.

Syarat-syarat kebenaran dalam penalaran yaitu :
Jika seseorang melakukan penalaran, maksudnya tentu adalah untuk menemukan kebenaran. Kebenaran dapat dicapai jika syarat – syarat dalam menalar dapat dipenuhi.
• Suatu penalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memang salah.
• Dalam penalaran, pengetahuan yang dijadikan dasar konklusi adalah premis. Jadi semua premis harus benar. Benar di sini harus meliputi sesuatu yang benar secara formal maupun material. Formal berarti penalaran memiliki bentuk yang tepat, diturunkan dari aturan – aturan berpikir yang tepat sedangkan material berarti isi atau bahan yang dijadikan sebagai premis tepat.
• Berfikir secara logika tanpa menggunakan imajinasi semata


Referensi :
http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran
http://www.penalaran-unm.org/index.php/artikel-nalar/wacana/173.html?task=view
http://rozi.ngeblogs.com/archives/13

Tidak ada komentar:

Posting Komentar