Senin, 16 November 2009

Perkembangan penikmat underground

Bermula dari era 1970′an, dapat dipastikan, jenis dalam genre metal yang pertama kali adalah Heavy Metal. Heavy Metal itu seperti Slow Rock. Heavy Metal ditemukan oleh Band veteran Tahun 60′an Steppenwolf, dalam lagu klasiknya yang berjudul "Born To Be Wild".

Lebih tepatnya lagi, musik-musik yang mempelopori metal adalah dari tahun 1960-an atau bisa disebut Blues Rock seperti Led Zeppelin dengan Jimmy Page yang bermain kidal, AC/DC yang Classic Metal dan disekitar 60′an sampai 70′an atau disebut Classic Rock seperti Black Sabbath, Blue Oyster Cult, Deep Purple, dan Alice Cooper.

Permainan Classic metal dimainkan kadang dengan Organ. Musiknya dikendalikan oleh riff yang lebih sering dimainkan dalam tangga nada d minor (Dm). Vokalisnya juga terpengaruh oleh Led Zeppelin kecuali Bapak metal Ozzy Osbourne yang dipengaruhi oleh Sirene udara.

Untuk Sejarah lebih pasti bisa dilihat dari jenis-jenis metal sbg berikut:

70′AN (Lahir Progressive Rock dan Punk)
Progressive Rock memang rock, tetapi ada unsur2 metalnya, seperti lagu yg panjang, lirik yang memakai kata-kata roh atau setan atau tentang kematian dan neraka, juga melodi yang panjang. Pelopornya seperti Genesis, Marillion, Rush, Queen, dan Jethro Tull. Untuk masa kini, band-band progressive rock seperti Dream Teather, Alter Bridge, Fates Warning, dll…

80′AN (Lahirnya American Metal, NWOBHM (British Metal), Big Girls Blouse Metal (Metal Blues atau Soft Rock), AOR, Pop Rock, dan Underground Metal)
American Metal lebih kepada lirik asmara dengan teknik Palm Mute, dipelopori oleh Van Halen, Aerosmith, Bon Jovi, Motley Crue, dll..

Underground Metal, dinamakan demikian, karena muncul nuansa baru dalam vokal.. Vokal yg meraung menyeramkan seperti suara-suara misterius di bawah tanah.. teriakan kesakitan digambarkan lebih mendapatkan feel dalam bermusik metal. Terdapat 4 macam, trash metal, power metal, speed metal, dan grindcore.
Trash Metal mengusung permainan gitar dgn tempo cepat dan downstroke. Jenis ini juga mengidentikkan metal dengan gitar di drop. Pelopornya adalah Big Four of Trash, yaitu Metallica, Megadeth, Slayer, dan Anthrax.

Di era-90′an, Underground Metal menjadi Extreme Metal. Dari sini juga muncul Death Metal dan Black Metal. Kedua genre ini juga termasuk keturunan Trash Metal yang menjunjung tinggi nilai-nilai growl dan melodi yang ber-chromatic, arpeggios, dan sweep. Nantinya di era 2000′an, Death Metal dan Black Metal bersatu dengan Rock dan Emo, bisa dikenal seperti hardrock atau metalcore yang dipelopori Avenged Sevenfold (A7X) dan screamo. Band-band sekarang yang demikian seperti Avenged Sevenfold, Atreyu, All That Remains, As I Lay Dying, Aiden, The Black Dahlia Murder (TBDM) Bring Me The Horizon, Thirteen, Saosin, dll.

Seiring berkembangnya musik kegelapan ini berkembang juga para metalhead yang ada diseluruh penjuru bumi. Tidak hanya itu bahkan banyak pula para dedengkot (pelopor musik) metal ini yang mendirikan dan membangun komunitas yang mulai meresap dan menyampur dalam masyarakat.

Dilihat dari segi motivasinya musik bawah tanah atau undrground ini mengandung banyak sekali provokasi yang tidak hanya dari sisi negatifnya saja tetapi ada juga sisi positif yang membuat kreatifitas, ide, pemikiran brilian dan terobosan baru. Musik ini membuat para penikmatnya (biasa disebut anak-anak metalhead) menjadi nyaman dan santai ketika menikmati, mendengar dan mengkonsumsinya sehingga dapat membuatnya dapat percaya diri dan tidak bersikap “cengeng”. Realita musik ini juga terlihat dari Lirik Lagu-lagunya yang mengangkat tentang sisi negatif yang terjadi dalam kehidupan fana yang hanya sementara ini antara lain tentang pemberontakan, pembunuhan, penindasan roh maupun setan dan iblis dan juga kesakitan fisik maupun hati yang lebih sering tergambar dalam kehidupan sekitar.

Selain itu musik ini juga mengandung nilai harga diri yang secara tidak langsung dapat mengangkat derajat karena musik ini yang beraliran dan berlirik dewasa dan tidak ada unsur patah hati dan kesedihan yang dialami anak-anak muda umumnya seperti “diputusin wanita, dikhianati wanita”. Diripun menjadi terasa bersemangat dan menggebu-gebu menghadapi kehidupan yang kejam dan penuh masalah, derita dan ketidakadilan. Para penikmat musik ini juga bukan hanya dari segi kalangan remaja saja, karena aliran ini sudah ada sejak lama jadi baik orang tua maupun anak-anak sekalipun ada yang sangat menyukai dan meresapi nada yang terdebgar brutal dan menggigit ini.

Dari segi kepribadian musik bawah tanah ini membentuk sikap, perilaku dan tingkah laku para konsumen penikmatnya. Mereka cenderung bersikap lebih tenang dan rilex dalam menghadapi masalah. Tidak hanya itu mereka juga lebih memiliki solidaritas tinggi terhadap para makhluk yang hidup. Tapi kadang ada juga “makhluk yang tidak bertanggung jawab” yang tersesat dalam kegelapan setan dan menjadi gelap mata sehingga menjadi jahat dan kasar. Walapun kebanyakan para metalhead bertampang dan garang tapi sekali lagi muka tidak mencerminkan hati mereka cukup ramah.
Jadi tidak salah jika banyak konsumen yang mengkonsumsi musik ini dan perkembanganya sangat pesat.

Referensi :
http://www.benih.net/lifestyle/musik-metal-bantu-stabilkan-emosi.html
http://andhika-net.blog.friendster.com/2008/07/musik-metal/
http://mbc2008fatkhur.wordpress.com/2008/12/27/jenis-dan-perkembangan-musik-metal/

Selasa, 03 November 2009

DEFINISI PERILAKU KONSUMEN

Menurut Swastha dkk Perilaku Konsumen adalah kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut.

Menurut Engel, Blackwell dan Miniard mendefinisikan perilaku konsumen sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini.

Jadi menurut saya pengertian dari perilaku konsumen yaitu tingkah laku para konsumen untuk mendapatkan barang atau jasa yang diinginkan dan dibutuhkan dengan suatu pengorbanan materi demi mendapatkan suatu kepuasan tersendiri.

Dalam mengambil suatu keputusan konsumen dalam membeli suatu barang atau jasa akan melibatkan berbagai pihak, sesuai dengan peran masing-masing. Peran yang dilakukan tersebut adalah: (1) Initiator, adalah individu yang mempunyai inisiatif pembelian barang tertentu; (2) Influencer, adalah individu yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Informasi mengenai kriteria yang diberikan akan dipertimbangkan baik secara sengaja atau tidak; (3) Decider, adalah yang memutuskan apakah akan membeli atau tidak, apa yang akan dibeli, bagaimana membelinya; (4) Buyer, adalah individu yang melakukan transaksi pembelian sesungguhnya; (5) User, yaitu individu yang mempergunakan produk atau jasa yang dibeli.

Jadi menurut saya dalam mengambil suatu keputusan konsumen harus memikirkan segala kemungkinan dari apa yang mempengaruhi terhadap suatu pembelian barang atau jasa tertentu, pembelian atau untuk mendapatkan barang atau jasa sebenarnya perlu dipertimbangkan sisi positif bagaimana kita membeli suatu barang. Selain itu perlu dipikirkan juga cara untuk mendapatkan barang atau jasa tersebut apakah pengorbanan yang didapat setara atau tidak dengan barang atau jasa yang didapatkan atau ditukar dan yang terakhir bagaimana cara untuk menggunakan produk atau jasa tersebut dan apakahdidapat nilai tambah dari kepuasan tersebut.

Ada pun faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal dalam perilaku konsumen yaitu diantaranya meliputi Keluarga, Kelas sosial, Kebudayaan dan Kelompok referensi. Kemudian faktor eksternal dalam perilaku konsumen yaitu motivasi, persepsi, sikap, gaya hidup, kepribadian dan belajar.

Dalam faktor eksternal pengaruhnya terhadap perilaku konsumen adalah karena dukungan dari luar diri itulah yang mendorong para konsumen untuk melakukan perilaku konsumen. Sedangkan dari faktor internal dapat mempengaruhi perilaku konsumen karena sugeti dari dalam diri yang kuatlah yang lebih mendorong konsumen untuk melakukan transaksi pembelian barang atau jasa di tempat pembelanjaan atau pasar.

Contoh dari perilaku konsumen tersebut yaitu konsumen yang mengkonsumsi rokok. Merokok jadi pelarian dari tugas berat atau tak menyenangkan, nyaris seperti anak kecil yang suka melamun karena kebanyakan dijejali tugas-tugas PR. Merokok juga merupakan hadiah pada diri sendiri, akan lebih menyenangkan kalau sering dilakukan. Merokok di awal hari mengantisipasi anugerah yang bakal datang, sementara merokok di malam hari menutup hari yang panjang. Rokok adalah jejak waktu modern yang menandai berjalannya waktu, baik di rumah maupun di kantor. Bisa juga untuk meredam ketidaksabaran, merokok membuat waktu berlari lebih cepat dan itulah mengapa orang merokok saat menunggu di stasiun, saat seorang suami menunggu istrinya melahirkan atau seseorang membunuh waktu di balik kerangkeng di penjara.

Merokok memberi kenikmatan oral sensual. Rokok juga bisa berfungsi sosial sebagai teman, juga menjadi sarana percakapan dengan diri sendiri. Rokok menegaskan kepribadian sambil menunjukkan hubungan dekat dengan sesama perokok. Kotak rokok, misalnya, menunjukkan jarak dan individualitas. Banyak perokok suka mengamati gulungan asap rokoknya yang kadang membentuk pola-pola di udara, membawa serta rasa cemas dan kekecewaan mereka….

Itulah kutipan contoh hasil penelitian motivasi konsumen di balik perilaku merokok. Motivasi di balik perilaku manusia awalnya lebih dipahami sebagai insting dan dorongan dari dalam, yang pada dasarnya merupakan proses fisiologis yang ada sejak bayi. Keinginan ini lebih merupakan “drive” yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan yang dipicu rasa lapar, haus, perlindungan dan dorongan seksual. Motivasi ini pada dasarnya bersifat negatif dan diperlukan agar bisa bertahan dari bahaya atau keadaan yang tak menguntungkan.


Referensi :

http://uyungs.wordpress.com/2008/11/14/motivasi-internal-perilaku-konsumen/

http://digilib.petra.ac.id/viewer.phpsubmit.x=13&submit.y=22&submit=prev&page=6&qual=high&submitval=prev&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fhotl%2F2002%2Fjiunkpe-ns-s1-2002-33497007-320-kfc-chapter2.pdf

http://ab-fisip-upnyk.com/files/BAB%201%20Perilaku%20Konsumen.pdf