Senin, 22 Februari 2010

Penalaran deduktif

Pada Bahasa Indonesia terdapat penalaran yang terkandung dalam suatu paragraph. Penalaran tersebut membantu membedakan, membagi dan mengelompokan identitas sifat paragraph tersebut. Penalaran yang ada pada sebuah paragraph terbagi 2 yaitu penalaran deduktif dan penalaran induktif. Dalam hal ini dikhususkan pembahasan mengenai penalaran deduktif.

Penalaran sendiri adalah suatu proses pemikiran manusia untuk menghubung –hubungkan data, fakta ataupun asumsi yang didapat kemudian dikumpulkan sehingga sampai pada suatu simpulan. Sedangkan penalaran deduktif adalah Penalaran yang bertolak dari sebuah konklusi/kesimpulan yang didapat dari satu atau lebih pernyataan yang lebih umum ke pernyataan yang lebih khusus. Penarikkan kesimpulan secara deduktif biasanya mempergunakan pola berpikir yang dinamakan silogisme. Silogisme disusun dari dua buah pernyataan dan sebuah kesimpulan. Pernyataan yang mendukung silogisme ini disebut sebagai premis yang kemudian dibedakan menjadi premsi mayor dan premis minor. Kesimpulan merupakan pengetahuan yang didapat dari penalaran deduktif berdasarkan kedua premis tersebut. Premis itu sendiri yaitu proposisi tempat menarik kesimpulan.

Penarikan kesimpulan secara deduktif dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung.
A. Penarikan secara langsung ditarik dari satu premis.
B. Penarikan tidak langsung ditarik dari dua premis.

Premis pertama adalah premis yang bersifat umum sedangkan premis kedua adalah yang bersifat khusus. Jenis penalaran deduksi yang menarik kesimpulan secara tidak langsung yaitu
a. Silogisme Kategorial;
Silogisme yang terjadi dari tiga proposisi.
Premis umum : Premis Mayor (My)
Premis khusus :Premis Minor (Mn)
Premis simpulan : Premis Kesimpulan (K)
Dalam simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek simpulan disebut term mayor, dan predikat simpulan disebut term minor.
b. Silogisme Hipotesis;
Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional hipotesis.
Konditional hipotesis yaitu : bila premis minornya membenarkan anteseden (awal), simpulannya membenarkan konsekuen (akhir). Bila minornya menolak anteseden, simpulannya juga menolak konsekuen.
c. Silogisme Akternatif;
Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif.
Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya maka simpulannya akan menolak alternatif yang lain.
d. Entimen.
Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan simpulan.

Contoh umum :
Semua mahluk hidup perlu makan untuk mempertahanka hidupnya (Premis mayor)
Joko adalah seorang mahluk hidup (Premis minor)
Jadi, Joko perlu makan untuk mempertahakan hidupnya (Kesimpulan)

Dengan demikian maka ketepatan penarkkan kesimpulan tergantung dari tiga hal yaitu kebenaran premis mayor, kebenaran premis minor, dan keabsahan penarikan kesimpulan. Apabila salah satu dari ketiga unsur itu persyaratannya tidak terpenuhi dapat dipastikan kesimpulan yang ditariknya akan salah. Matematika adalah pengetahuan yang disusun secara deduktif.


Referensi :
Sepitri.staff.gunadarma.ac.id/downloads/files/14524/slide+penalaran.ppt
http://www.enjang-ruhiat.web.ugm.ac.id/?p=8
http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php

Tidak ada komentar:

Posting Komentar